Kelabu yang tak usai
Hilang asa, gugur
Air mata, pertiwi-ku
Tapi, matahari tak henti bersinar
Kau datang
Saat gersang menerpa
Karna air mata mengalir
Kau mencampakkan batu keluar
Kau mengungkit batu di bencah
Anginpun tak sanggup menerjang
Kau-lah, putra sang fajar
No comments:
Post a Comment